Mengapa Siswa/i Membutuhkan Tidur Lebih Banyak?
Tidur yang tidak cukup dikaitkan dengan penurunan pertumbuhan pada anak usia sekolah.
Sebuah hasil penelitian baru yang diterbitkan dalam The Journal of Pediatrics membunyikan alarm bagi orang tua dari anak-anak usia sekolah, menemukan bukti bahwa kurang tidur mempengaruhi perkembangan positif seorang anak. Penelitian sebelumnya telah mengaitkan defisit tidur pada anak-anak dengan peningkatan penggunaan zat, tingkat depresi yang lebih tinggi, kewaspadaan yang terganggu, dan gangguan pengambilan keputusan.
Studi dari para peneliti di Brown University ini adalah satu dari sedikit studi yang meneliti pengaruh durasi tidur pada perkembangan anak dan untuk menunjukkan hubungan antara kurang tidur dan penurunan pertumbuhan.
Apa yang berkembang? Istilah ini sering digunakan sebagai sinonim untuk berkembang dan sejahtera. Berkembang berkaitan dengan kombinasi kesehatan fisik dan emosional, perkembangan kognitif, dan hubungan yang sehat. Ini sering dipelajari oleh para peneliti di bidang Psikologi Positif.
Tentang Penelitian
Menggunakan data dari National Survey of Children’s Health (NSCH), penelitian tersebut memeriksa data dari 71.811 anak usia 6-17 tahun. Data tidur dari partisipan dibandingkan dengan rekomendasi dari The American Academy of Sleep Medicine (AASM) dan American Academy of Pediatrics (AAP). Pedoman dari organisasi-organisasi ini mempertimbangkan tidur yang tidak memadai menjadi kurang dari sembilan jam untuk anak-anak usia 6-12 dan delapan jam untuk usia 13-17.
Peneliti melihat tanggapan kuesioner orang tua untuk lima penanda berkembang pada anak-anak:
- Menunjukkan minat dan rasa ingin tahu dalam mempelajari hal-hal baru.
- Bekerja untuk menyelesaikan tugas yang dia mulai.
- Tetap tenang dan terkendali saat menghadapi tantangan.
- Peduli tentang berprestasi di sekolah.
- Melakukan semua pekerjaan rumah yang dibutuhkan.
Kelima penanda tersebut adalah indikator motivasi, perhatian, dan pengaturan emosi pada anak — kunci perkembangan yang sehat.
Hasil Penelitian
Sepertiga dari anak-anak usia 6-17 ditemukan memiliki tidur yang tidak memadai. Anak-anak berusia 6-12 tahun yang mengalami defisit tidur lebih cenderung menerima peringkat yang relatif rendah untuk minat belajar, peduli dengan prestasi sekolah, mengerjakan semua pekerjaan rumah, dan bekerja untuk menyelesaikan tugas. Anak-anak berusia 13-17 tahun dengan waktu tidur yang kurang lebih cenderung menunjukkan penilaian rendah pada minat belajar, mengerjakan semua pekerjaan rumah, menyelesaikan tugas, dan tetap tenang dan terkendali dalam menghadapi tantangan.
Beberapa hasil lain perlu diperhatikan. Tidur yang tidak memadai juga dikaitkan dengan peningkatan penggunaan media digital. Misalnya, anak-anak di kedua kelompok usia yang tidak mendapatkan tingkat tidur yang direkomendasikan dua kali lebih mungkin menghabiskan empat jam atau lebih dengan perangkat digital selain televisi. Anak-anak yang kurang tidur juga memiliki tingkat kondisi kesehatan mental yang lebih tinggi, terutama pada masa remaja.
Penelitian ini menunjukkan hubungan penting antara kurang tidur dan penurunan pertumbuhan pada anak usia sekolah. Dikombinasikan dengan penelitian yang telah menunjukkan hubungan antara kurang tidur dan masalah kesehatan mental pada anak-anak, penelitian ini harus mengingatkan keluarga untuk memperhatikan pedoman tidur dengan serius dan mewaspadai tanda-tanda bahwa anak-anak mungkin tidak mendapatkan tidur yang mereka butuhkan.
***
Solo, Jumat, 5 Februari 2021. 10:26 am
'salam sehat penuh cinta'
Suko Waspodo
ilustr: pinterest
4 komentar untuk "Mengapa Siswa/i Membutuhkan Tidur Lebih Banyak?"
Salam sehat.
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.